Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen Agroteknologi “Kembangkan Sekolah Dasar (SD) Zero Waste dan Penerapan Budidaya Sayuran dan Tanaman Obat Secara Organik”
Sampah menjadi salah satu problem umum masyarakat. Sampah sangat mudah ditemui di berbagai tempat, dari mulai terkumpul di tempat pembuangan akhir sampah (TPS) sampai berceceran di jalanan dan lingkungan sekitar. Perlu upaya terpadu dalam pengelolaan sampah: pencegahan dengan menggalakkan 3 R (reduce, reuse, recyle) dan penanganan melalui pemanfaatan sampah untuk pupuk, sumber energi, dan lain sebagainya.
Pengelolaan sampah juga perlu melibatkan semua lapisan masyarakat. Salah satu pihak yang memberikan andil penting dalam pengelolan sampah adalah sekolah. Sekolah dapat dijadikan tempat edukasi masyarakat khususnya siswa untuk sedari dini bisa terlibat dalam pengelolaan sampah. Edukasi sejak dini siswa dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat berdampak positif bagi pengembangan pola pikir mereka di saat dewasa. Siswa yang sejak dini peduli bagaimana mengelola sampah diharapkan akan menjadi pribadi yang kelak bisa lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Dalam rangka penguatan kepedulian siswa sekolah dalam pengelolaan sampah, sejumlah dosen Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Adalah Ida Widiyawati, S.P., M.Si., Sapto Nugroho Hadi, S.Si., M.Biotech, dan Kartika Ferawati, S.P. mengusung PKM tahun 2024 dengan tema “Budidaya Tanaman Obat dan Sayur Organik Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Mendukung Zero Waste School di SDN 3 Purwokerto Kidul”. Pada kegiatan ini, dosen Agroteknologi menggandeng sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Youth for Sustainable Agriculture Banyumas (YSAB).
Adapun kegiatan PKM yang dilakukan di SDN 3 Purwokerto Kidul adalah Pemanfaatan sampah plastik untuk pembuatan Ecobrick. Mengutik laman https://waste4change.com/, Ecobrick adalah salah satu metode daur ulang sampah yang sangat kreatif yang bertujuan untuk mengurangi limbah plastik. Pada kegiatan PKM yang dilakukan, siswa sampah bekas kemasan makanan, minuman, sabun cair, dan lain-lain dimasukkan ke dalam botol bekas air minum kemasan. Selanjutnya, ecobrick yang dibuat dimanfaatkan untuk pembatas lahan budidaya aneka sayuran dan rimpang/tanaman obat.
Selain pembuatan ecobrick, kegiatan PKM juga fokus pada pengolahan sampah organik seperti dedaunan, rumput, dan lainnya menjadi pupuk organik padat. Pupuk organik yang dibuat selanjutnya diaplikasikan untuk budidaya tanaman sayuran dan rimpang guna pemanfaatan lahan kosong sekolah. Pada kegiatan PKM ini, para siswa kelas 4 dan 5 diajari cara membuat pupuk organik padat, cara menanam dan memelihara sayur dan rimpang secara organik, serta cara memanen hasil budidaya pertanian yang sehat. Dalam kegiatan PKM juga, para siswa diberikan edukasi melalui penyuluhan tentang pentingnya sayuran untuk kesehatan tubuh siswa dan kelurga di rumah. Juga pentingnya rimpang/tanaman obat sebagai sumber obat tradisional warisan nenek moyang yang ampuh untuk mengurangi kebergantungan pada obat-obatan kimia sintetik. Melalui kegiatan yang berlangsung selama delapan bulan ini, siswa diharapkan dapat memahami pentingnya sekolah yang bersih dari sampah (zero waste), mengetahui bagaimana cara mengolah sampah agar lebih bermanfaat, dan mengenal budidaya tanaman dan rimpang/tanaman obat secara organik sejak dini.