Back

Hadapi Ancaman Kekeringan dan Cegah Stunting, Unsoed Bersama Korem 071/Wijayakusuma Tanam Inpago Unsoed Protani

Perubahan iklim global dan dinamika atmofser di bulan Juni 2024 dan 3 bulan ke depan diprakirakan BMKG wilayah Indonesia umumnya akan mengalami curah hujan kategori rendah hingga menengah, ditengarai akan berdampak terhadap daya dukung lahan pertanian untuk produksi pangan, khususnya padi. Hal ini tentu menjadi ancaman terhadap ketahanan pangan nasional. Langkah antisipasi dilakukan berbagai pihak dengan mengoptimalkan percepatan tanam di akhir musim hujan, pemanfaatan inovasi teknologi pendukung irigasi seperti penyediaan pompa air, serta pemilihan varietas unggul yang toleran kekeringan. Penggunaan varietas unggul padi toleran kekeringan menjadi salah satu peluang tetap dapat dipertahankannya produksi padi di musim yang mengalami curah hujan rendah hingga menengah.

Universitas Jenderal Soedirman dan Komando Rayon Militer/Korem 071/Wijayakusuma memantapkan sinergitas dalam membangun dan menjaga ketahanan pangan yang telah terjalin sejak tahun 2022. Senin, 24 Juni 2024, bertempat di Markas Korem 071/Wijayakusuma telah diserahterimakan benih bersertifikat Inpago Unsoed Protani sejumlah 525kg oleh Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.,P., Ph.D. bersama anggota tim pemulia Dr. Agus Riyanto, S.P., M.Si dan dr. Dyah Susanti, S.P., M.P serta anggota tim peneliti terapan Rifki Andi Novia, S.P., M.Sc. kepada Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf. Jamaludin S.IP. yang dalam kesempatan ini didampingi  Kasrem Letkol Inf. Catur Irawan S.IP., M.IP, Kasiter Letkol Inf. Darul Quthni S.Ag., M.IP., Pasi Wanwil Tahwil Mayor Inf. Suwandi dan Kapenrem Mayor CBA Wijil. Benih varietas unggul Inpago Unsoed Protani yang toleran kekeringan, berdaya hasil tinggi dan berkandungan protein tinggi ini selanjutnya akan didistribusikan ke sembilan komando distrik militer/kodim di wilayah teritorial Korem 071/Wijayakusuma, yaitu Kodim Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang sebagai kontribusi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan wilayah setempat. Penanaman di sembilan distrik militer ini akan dikawal bersama antara akademisi dalam hal ini tim peneliti Universitas Jenderal Soedirman, Korem 071/Wijayakusuma, serta dinas terkait di masing-masing pemerintah daerah.

Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf. Jamaludin S.IP. menyambut baik upaya kolaboratif bersama Unsoed yang kembali dikuatkan di tahun ini. Hal ini merupakan bagian dari suatu kerja sama besar pentahelix yang terdiri atas akademisi, bisnis, manajemen, media, pemerintah, dan komunitas dalam hal ini kelompok masyarakat. Penggunaan varietas unggul toleran kekeringan dan berkandungan protein tinggi yang dihasilkan tim pemulia padi Unsoed ini akan memperkuat upaya yang dilakukan Korem 071/Wijayakusuma untuk menghadapi kekeringan hingga September nanti dengan penyediaan pompa air bagi kelompok tani yang membutuhkan. 

Pakar pertanian Fakultas Pertanian Unsoed Prof. Totok Agung Dwi Haryanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa varietas unggul padi protein tinggi Inpago Unsoed Protani yang kemudian dikenal sebagai padi Protani, memiliki keunggulan di antaranya dapat ditanam di lahan kering maupun di sawah yang terbatas airnya, serta mempunyai daya hasil dan kandungan protein pada beras yang lebih tinggi (9 – 13%) dari varietas lainnya (sekitar 7%), sehingga diharapkan tidak hanya memberikan suplai karbohidrat dan tidak hanya mengenyangkan, juga memberikan suplai gizi penting lainnya, yaitu protein. Prof. Totok memaparkan bahwa Protani juga memiliki beragam keunggulan, antara lain daya hasil tinggi karena mencapai lebih dari 9 ton GKG per hektare, tanaman pendek, tahan rebah, tahan terhadap penyakit blas ras 101, serta agak tahan terhadap blas ras 041, 023, dan 073. Selain kandungan protein tinggi, nasi Protani bertekstur pulen, dan berkandungan zat gizi penting lainnya berupa Zink (Zn) sebesar 27ppm.

Tim pemulia yang juga Kepala Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Unsoed, Dr. Dyah Susanti, S.P., M.P. menyampaikan bahwa padi Protani merupakan hasil seleksi persilangan padi yang disukai petani yaitu Ciherang dengan G 39 yang berdaya hasil tinggi dan tahan kekeringan. Inpago Unsoed Protani dilepas sebagai varietas ungguk padi nasional melalui SK Menteri Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2020. Profil tanaman Protani yang pendek atau sekitar 96 centimeter menyebabkannya tidak berisiko rebah. Hal ini memperbaiki karakter padi gogo pada umumnya yang memiliki postur yang tinggi, sehingga beresiko rebah jika terjadi hujan angin pada fase pengisian biji. Dr. Agus Riyanto, S.P., M.Si tim pemulia yang juga Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsoed menyampaikan bahwa penanaman di berbagai daerah tak lepas dari interaksi genotipe varietas dengan lingkungan, sehingga menjadi hal yang menarik untuk dikaji dalam penanaman di sembilan kodim di wilayah territorial Korem 071/Wijayakusuma. Kajian pengaruh penggunaan pupuk hayati untuk mendukung produksi yang berkelanjutan, serta aspek sosial ekonomi seperti penerimaan keragaan tanaman serta hasilnya di masyarakat serta usaha taninya akan dilakukan sepanjang program penanaman Inpago Unsoed Protani. Sinergi akademisi, TNI serta pemerintah melalui pengembangan Inpago Unsoed Protani diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan khususnya menghadapi dampak perubahan iklim global sekaligus mendukung pemenuhan gizi masyarakat termasuk pencegahan stunting.(DS)