Back

Diskusi Publik IMATETANI 2024: Menggali Solusi yang Inovatif Untuk Masalah Pertanian Dalam Peningkatan Produktivitas dan Keberlanjutan

Diskusi Publik IMATETANI Rayon D 2024 diadakan oleh HIMAGREEN (Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian UNSOED). Peserta dari forum merupakan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia (IMATETANI) Rayon D diantaranya adalah berasal dari HIMMATETA (INSTIPER Yogyakarta), HIMAGREEN (Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto), dan PERMATETA (Universitas Gadjah Mada) dengan rincian 11 delegasi dari HIMAGREEN, 12 delagasi dari PERMATETA dan 20 delegasi dari HIMMATETA. Acara ini berlangsung pada Minggu, 7 Juli 2024 yang bertempat di Gedung A Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman.

HIMAGREEN sebagai tuan rumah dari acara Diskusi Publik ini menyiapkan berbagai keperluan selama diskusi dan penyambutan peserta khususnya dari PERMATETA dan HIMMATETA yang menempuh perjalanan cukup jauh dari Yogyakarta. Kedatangannya disambut dengan hangat dan antusias, para peserta juga diajak untuk mencicipi kuliner yang ada di Purwokerto pada pagi hari sebelum acara berlangsung. Hal ini dilakukan tiada lain untuk memupuk tali persaudaraan yang lebih erat dari ketiga universitas sehingga bisa berkolaborasi untuk memajukan pertanian.

Kegiatan Diskusi Publik ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh para delegasi yang hadir dari gabungan tiga himpunan. Kemudian dilanjuti dengan kata sambutan oleh Dr. Khavid Faozi, S.P., M.P. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Pertanian UNSOED. Pembukaan acara ini dilakukan secara simbolis dengan menabuh gong dan pembacaan doa bersama. Kegiatan dilanjut dengan pemaparan materi pertama dari Ardiansyah. S.TP. M.Si. Ph.D. sebagai dosen Teknik Pertanian UNSOED.

Pembahasan Diskusi Publik 2024 ini bertemakan “Membangun pemikiran kritis, inovatif dan solutif untuk mewujudkan teknologi pertanian unggul”. Dengan studi kasus di daerah Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Penanaman salak telah dilakukan selama 25 tahun tetapi pemilik lahan ingin berpindah ke komoditas lain yaitu komoditas cabai karena penurunan penjualan salak. Sedangkan untuk pemindahan komoditas tidak bisa langsung begitu saja karena tekstur dan kondisi tanah yang sudah berubah sehingga perlu adanya optimalisasi yang dilakukan. Hasil dari diskusi permasalahan ini selanjutnya akan diterapkan pada program kerja Imatetani selanjutnya yaitu pengabdian masyarakat  di daerah Cangkringan tersebut dengan HIMMATETA sebagai tuan rumahnya.

Proses diskusi dilakukan dengan membagi delagasi menjadi beberapa kelompok secara acak dan setiap kelompok akan mempresentasikan hasil diskusinya, kegiatan ini disebut juga sebagai FGD (Forum Group Discussion). Terdapat 4 kelompok yaitu kelompok pink, merah, biru dan orange dengan hasil diskusi yang berbeda. Pemaparan dilakukan secara bergilir dalam bentuk mindmapping yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok. Selanjutnya, dilakukan kegiatan FBGD dari ketiga delegasi setiap universitas.

Hasil dari diskusi FBGD ditentukan dari keputusan dari ketua IMATETANI, ketua HIMAGREEN dan ketum HIMMATETA. Didapatkan hasil akhir diskusi yaitu lahan yang akan diubah komoditasnya dari salak menjadi cabai akan dioptimalkan pengolahan lahannya menggunakan pupuk organik mengingat ketersediaan waktu dan biaya yang dibutuhkan sehingga keputusan ini dirasakan tepat untuk diterapkan pada pengabdian mayarakat IMATETANI yang akan diadakan bulan Agustus nanti.